Puluhan Warga Cipete Datangi Relawan GPMN, Tanya Soal Pemilu Jurdil

jawabali.com | Jakarta – Puluhan warga RW 06 Kelurahan Cipete Selatan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan mendatangi relawan Ganjar – Mahfud yang tergabung dalam Gema Perjuangan Maharani Nusantara (GPMN), Sabtu pagi (23/12/2023). Dalam sebuah kedai makan yang terletak di Jalan Pangeran Antasari mereka bertatap muka langsung dengan para narasumber yang kebetulan menggelar kegiatan diskusi dengan tema “Partisipasi Aktif Masyarakat Wujudkan Pemilu Yang Jujur, Adil dan Terbuka.”

Diskusi Terbuka yang merupakan rangkaian kegiatan tatap muka mingguan bersama warga itu dimanfaatkan sebagai ajang sosialisasi Pilpres 2024 sekaligus tukar pikiran dan pengalaman masing-masing seputar pelaksanaan Pemilu yang pernah mereka lalui di periode sebelumnya.

“Pentingnya kita tahu soal pelaksanaan Pemilu khususnya saat pencoblosan menjadi penting agar kita bisa berperan aktif dalam mengawasi jalannya Pemilu, terutama saat penghitungan suara. Sudah hadir di depan kita dua narasumber yang akan menjelaskan soal Pemilu dan proses yang dilaluinya tahap demi tahap,” kata Rizal yang memandu acara Diskusi Terbuka itu.

“Partisipasi aktif kita dalam memberikan suara saat pencoblosan 14 Februari nanti sangat penting artinya bagi masa depan bangsa ini selama lima tahun berikutnya. Suara yang kita berikan nanti tentunya akan memunculkan pemimpin nasional yang diharapkan bisa membawa ke kehidupan yang lebih baik,” jelas Sekjen GPMN Denny Lihiang, yang menjadi narasumber siang itu.

Denny tidak sepakat jika warga memilih untuk tidak memberikan suaranya, alias Golput. Menurutnya, sikap ini tidak memberikan solusi apa-apa bagi masa depan bangsa. Memilih tidak hadir ke TPS dan tidak memberikan hak suara sama saja memberikan peluang bagi munculnya praktik kecurangan dalam Pemilu.

“Kertas suara yang kosong bisa dimanipulasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Ibu – ibu dan bapak- bapak harus datang ke TPS dan berikan hak suara. Setiap suara yang bapak ibu berikan di TPS sangat menentukan kehidupan bangsa ini ke depan. Kita sudah mengalami banyak Pemilu. Pembangunan jalan, pembangunan fasilitas umum seperti terminal, rumah sakit, sekolah semua ini bersumber dari suara – suara yang bapak – ibu berikan sehingga kita memiliki kepemimpinan nasional yang bekerja buat kepentingan masyarakat,” tandasnya.

Selain memberikan hak suara, mengawasi jalannya proses penghitungan suara juga penting dilakukan oleh masyarakat agar Pemilu berlangsung secara jujur, adil dan terbuka. Peran aktif masyarakat ini bisa mengurangi munculnya praktik kecurangan dalam Pemilu. Perhatikan gerak – gerik para petugas dan setiap yang hadir di lingkungan TPS. Jangan sampai sesuatu yang mencurigakan dan praktik kecurangan Pemilu luput dari pengawasan masyarakat.

“Jika kita mau Pemilu berlangsung secara jujur, adil dan terbuka. Kita juga harus aktif mengawasi semua yang terjadi dalam proses Pemilu hingga penghitungan suara nanti. Bagaimana cara para Capres – Cawapres atau Caleg berkampanye di tengah masyarakat? Apakah kegiatan – kegiatan kampanye yang mereka jalankan sudah sesuai dengan aturan yang ada? Apakah ada praktik kecurangan dalam kampanye di tengah masyarakat? Bagaimana proses penghitungan suara dilakukan? Mulai dari TPS sampai ke jenjang selanjutnya?,” jelas Nurdin, seorang konsultan politik, yang juga menjadi narasumber.

Aktivitas penghitungan suara di TPS harus disaksikan dan diawasi oleh warga masyarakat. Semua berkepentingan terhadap Pemilu yang berjalan jujur, adil dan terbuka. Jangan sampai praktik kecurangan Pemilu yang terjadi di sekitar lingkungan TPS luput dari pengawasan masyarakat.

“Saat penghitungan hasil pencoblosan harus kita perhatikan benar-benar. Perhatikan petugas yang yang memegang kertas suara. Periksa kukunya. Kalau kukunya panjang, perhatikan gerak-geriknya. Jangan sampai surat suara dirusak dengan kukunya,” terang Nurdin yang memaparkan pengalamannya sebagai Timses Pemenangan Pemilu dan Pilkada.

“Waktu istirahat, jangan sampai lokasi TPS kosong. Warga harus ada yang tinggal di lokasi TPS agar pengawasan di lokasi TPS terus dilakukan. Waktu istirahat ini bisa jadi momen yang berpeluang memunculkan praktik kecurangan Pemilu. Peran aktif warga sangat penting sekali,” sahutnya.

Proses pencoblosan juga harus ramah terhadap kaum lansia dan penyandang disabilitas. Nurdin menjelaskan bahwa petugas TPS berkewajiban membantu mereka dalam melakukan pencoblosan.

“Lansia, warga yang sedang sakit, atau kaum disabilitas bisa didampingi oleh anggota keluarga terdekat menuju bilik suara, dibantu petugas TPS untuk melakukan pencoblosan. Jadi jangan ragu untuk meminta bantuan petugas TPS,” jelas Nurdin saat merespon pertanyaan dari peserta diskusi.

“Yang paling penting saat penghitungan suara, kita perlu menyaksikan bersama. Formulir C yang ukurannya besar sebagai hasil penghitungan suara akan dipampang dan disaksikan oleh semua yang hadir di TPS. Dokumentasikan hasil suara itu. Manipulasi hasil penghitungan suara bisa terjadi dengan merubah angka hasil penghitungan suara. Biasanya dua digit terakhir angka hasil penghitungan suara bisa diubah sebelum ditetapkan. Ini penting untuk kita semakin memperhatikan proses penghitungan suara secara rinci,” tutup Nurdin.

Sumber: Tim Media Center GPMN

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *